Selamat sore pemuja hati-hati yang bahagia…
kali ini Naya’s Zone akan membahas seputar “penulis dan menulis”. Apakah yang pertama kali terbayang di benakmu
jika kamu mendengar kata menulis? Ada yang bilang aku sangat malas sekali jika
mendapat tugas untuk menulis, ada juga yang bilang menulis itu menyenangkan loh
kita dapat berekspresi apapun melalui tulisan yang kita buat, tapi 6 dari 10
orang berkata bahwa menulis itu membosankan.
Jika kita tinjau lebih jauh lagi menulis itu bukan sekedar
mencoret-coret atau menyusun kata-kata yang membentuk sebuah kalimat dan paragraf.
Tapi, menulis bisa lebih dari itu. Seorang penulis bisa mempengaruhi,
menginspirasi, menghibur, memberi informasi, bahkan memotivasi siapapun dan
kapanpun dengan tulisannya, yang bahkan tulisan-tulisan tersebut bisa menjadi
sebuah buku.
Hari ini saya ada kelas yang menjelaskan tentang bagaimana
sikap dasar seorang penulis, mungkin sebagian orang berpikir seorang penulis
itu ya harus bisa nulis. Tapi teman-teman kenyataannya tak semudah itu. Sikap dasar
yang harus dimiliki seorang penulis lebih dari hanya sekedar menulis.
Seminggu ini saya telah mencari dan membaca berbagai sumber
lalu hari ini saya juga telah mendiskusikan dengan teman sekelas saya saat
kuliah Bahasa Indonesia. Kami membahas tentang sikap dasar seorang penulis. Berikut
ulasannya :
1.
Sudut pandang netral
Pendiri Wikipedia James Wales mengatakan bahwa “setiap penulis yang menulis sebuah artikel
harus memiliki sudut pandang netral dan tidak memihak atau merugikan pihak yang
lain”
Hal ini sangat bagus sekali karena penulis itu harus mengungkapkan
kebenaran yang apa adanya dan tidak menutup-nutupi sesuatu sehingga dapat
merugikan pihak lain. Penulis bisa saja membunuh seseorang dengan tulisannya
dengan menyebarkan fitnah yang tidak mendasar. Tapi penulis sejati tak akan
melakukan hal keji tersebut, maka dari itulah sudut pandang netral diperlukan.
Pernahkah kamu mengalami masa dimana saat sedang menulis
sesuatu sangat bersemangat di awal sehingga mengerahkan seluruh tenaga yang dipunya,
namun ketika sudah sampai dipertengahan rasa malas dan menunda-nunda pun muncul
hingga akhirnya tulisan tersebut tak pernah terselesaikan.
Karena hal inilah seorang penulis itu harus konsisten,
konsisten dalam pengembangan idenya dan konsisten untuk menyelesaikan tulisannya
hingga titik darah penghabisan.
3.
Tanggung jawab
Apapun yang kamu tulis apapun yang kamu ungkapkan kamu
harus bertanggung jawab akan tulisanmu. Jangan sampai jika suatu saat nanti ada
yang bertanya siapa yang menulis ini ? dan kamu malah berkilah. Penulis itu
harus tanggung jawab ya.
4.
Reseptif
Apakah reseptif itu? Maksud dari reseptif ini adalah kamu
harus mau menerima kritik dan saran dari orang lain mengenai tulisanmu. Hal ini
bertujuan untuk pengkoreksian dan perbaikan untuk meningkatkan mutu kualitasmu.
Jika ada yang bertanya, lalu bagaimana jika kritikan yang
diberikan untuk tulisan kita itu menggunakan Bahasa yang tidak sopan dan
kritikannya sangatlah tidak membangun dan bisa membuat mental kita down? Satu hal
yang dapat dilakukan adalah tetaplah menulis dan ingatlah tujuan awalmu mengapa
kamu menulis jangan sampai kamu terpengaruh dengan hal yang demikian. Sebagai penulis
kita juga harus pandai memilah mana kritikan yang membangun dan mana yang
tidak.
5.
Kreatif
Tak urung lagi kreatif memang sesuatu yang harus dimiliki
seorang penulis. Bukan hanya kreatif dalam menulis sebuah cerita atau naskah
tapi juga kreatif dalam memilih diksi dan menyusun kata demi kata.
“If there is a book that you want to read but the book hasn’t been written yet. Then, you must write it!”
-Toni Marrison-
Seorang penulis harus
memiliki passion atau kemauan dan tujuan kenapa dia menulis sesuatu, dan
sesuatu itu haruslah bermanfaat.
Nah, itu tadi beberapa sikap umum yang harus dimiliki
seorang penulis. Tapi, jika seseorang ingin menulis hal yang bersifat akademik
seperti karya ilmiah, skripsi dan lain-lain maka yang dibutuhkan adalah :
1.
Kemampuan keilmuan
Disiplin ilmu menjadi landasan untuk sebuah karya tulisan
yang bersifat akademik.
2.
Kekayaan wawasan
Sebuah tulisan akademik harus berdasarkan fakta-fakta yang
berasal dari referensi-referensi yang akurat. Jadi, tulisan akademik tidak
semata-mata hanya berisi omomng kosong belaka.
3.
Kepekaan terhadap pengembangan persoalan
Dalam mengembangkan suatu persoalan harus berdasar pada
daya kritis dan logika.
4.
Kemampuan mengembangkan argumentasi
5.
Kemampuan untuk menciptakan koherensi
6.
Kemampuan dalam berbahasa akademik
Berbahasa akademik yang dimaksud meliputi : penguasaan
kaidah Bahasa Indonesia, diksi, ejaan.
Hal ini bertujuan agar apa yang dimaksudkan dapat
tersampaikan dan dipahami oleh pembaca.
Nah demikian lah
beberapa hal yang harus menjadi dasar bagi seorang penulis. Ada seseorang yang
bertanya saya ini tidak bisa jika disuruh menulis, saya tidak tahu harus mulai
dari mana, saya tidak mempunyai ide apa-apa untuk ditulis, jadi bagaimana agar
saya bisa menulis? Jawabannya adalah menulislah.
Cara memulai menulis
adalah dengan memulai menulis, perbanyak lah membaca agar kamu mendapat lebih
banyak referensi untuk diaplikasikan ketulisannmu dan mulailah menulis. Timbulkan
kemauan menulismu! tulislah apapun yang hadir di benakmu dan tersampir di
pikiranmu. Jangan hanya duduk diam melamun memikirkan ide dan tak kunjung
bertemu.
Yang harus kita ingat
adalah setiap orang bisa menulis dan bisa menjadi seorang penulis asalkan
mereka mempunyai pondasi yang kokoh dan kemauan yang kuat.
Sampai jumpa….
0 komentar:
Posting Komentar